Perbedaan perubahan sosial dan gerakan sosial
Pembahasan atas isu mengenai gerakan sosial menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan untuk menetapkan sebuah pemisahan analitis antara konseps-konseps perubahan sosial dan gerakan sosial.
Penerapan prinsip-prinsip klasifikatoris persamaan (resemblance) dan pembedaan (difference) digunakan untuk memetakan suatu pemisahan analitis diantara kedua konsep tersebut. Terdapat empat poin yang membedakan antara gerakan sosial dan perubahan sosial
1. Ide perubahan sosial merupakan syarat yang serba menetukan, yang terus ada dan yang mencakup segalanya dari realitas sosial, sedangkan di sisi lain, konsep-konsep gerakan sosial dan aksi sosial kolektif bukanlah sebuah fenomena yang serba menetukan dari masyarakat.
2. Manifestasi, pematangan, rutinitas, dan bahkan kegagalan dan kematian dari sebuah gerakan sosial bisa di deskripsikan dan digambarkan sebagaimana kita mendeskripsikan dan menggambarkan sebuah biografi kehidupan. Di sisi lain, perubahan sosial tidak bisa dideskripsikan dengan kepastian dan kemudahan yang sama dalam kerangka batas-batas temporal sebuah biografi atau karir. Seperti konsep waktu, perubahan sosial merupakan sesuatu yg terus berlangsung disadari maupun tanpa disadari.
3. Perubahan sosial tidak selalu merupakan ekspresi dari perjuangan dan upaya sadar oleh masyarakat, sungguh-sungguh dan sengaja dari voluntarisme insani. Kebanyakan gerakan sosial mengekspresikan dan menunjuk pada sebuah arus deras cita-cita dan aktifitas yang relative terencana dan terkonsentrasi dari sebuah kolektifitas yang relative terorganisir.
4. Apa yang membedakan focus gerakan sosial dengan focus perubahan sosial ialah bahwa yang pertama selalu dan tanpa kecuali menegaskan atau memajukan beberapa tujuan sosial jangka pendek tertentu, sedangkan perubahan sosial tidak bisa memiliki elemen penegasan atas beberapa tipe tujuan jangka panjang atau jangka pendek tertentu.
Universalisme gerakan-gerakan sosial
Konsepsi gerakan sosial terkait dengan konsepsi masyarakat. Dua konsepsi tersebut merupakan rupa dari realitas yang sama. Universalitas keberadaan masyarakat mengandaikan universalitas keberadaan dari gerakan sosial yang menyuarakan klaim dan perjuangan orang-orang dalam masyarakat.
Relativisme dalam gerakan sosial
Gerakan sosial biasanya bersifat spesifik sesuai kultur, sejarah, dan struktur sosialnya.
Ide mengenai optimism sosial dalam grakan sosial
Gerakan sosial menjadi contoh dalam hal ini, dengan menggabungkan dan menyatukan cita-cita, harapan, dan hasrat kolektif dari sebuah masyarakat, kelompok-kelompok atau subkelompok dalam masyarakat.
Pembaharuan sosial,aktualisasi diri dan gerakan sosial
Gerakan sosial menggunakan dan mencerminkan metode-metode dan strategi-strategi masyarakat untuk memperbaharui diri dan meregenerasi diri melalui aksi kolektif. Kenyataannya, gerakan sosial merupakan tempat kelahiran sekaligus konteks produksi dan reproduksi masyarakat.
erakan sosial virtual...Mungkin banyak orang akan menganggap jejaring pertemanan semacam friendster, facebook, dan twitter sekadar tempat untuk mengisi waktu senggang, iseng-iseng, paling banter adalah media mencari teman baru, syukur-syukur berjodoh. Namun agaknya kita mesti berpikir ulang dengan melihat fenomena yang ada, bahwa facebook misalnya, memiliki potensi sebagai sebuah gerakan sosial, yang tentu jelas berbeda dari bentuk gerakan sosial baru (new social movement) yang ada selama ini. Lebih dari itu, bahkan mau tidak mau kita memang mesti menggali lebih dalam semua potensi dunia maya, termasuk jejaring pertemanan semacam facebook ini, sebagai upaya untuk menjajagi kemungkinan formulasi baru gerakan sosial di tengah “kebuntuan” gerakan sosial baru pada rutinitasnya selama ini.
Hal ini karena, mesti diakui bahwa internet dengan dunia maya yang dibentuknya telah menjadi satu sisi kehidupan sosial dari warga masyarakat dunia sekarang ini. Dunia maya (cyberworld) yang terbentuk tersebut kemudian melahirkan komunitas-komunitas kecil yang analog dengan negara atau komunitas pada dunia sosial riil, yang di dalamnya terdapat warga negara (baca: warga komunitas), namun dengan aturan hukum, norma, nilai budaya, dan interaksi sosial yang berbeda. Di sinilah timbul berbagai bentuk penyakit sosial baru yang dalam banyak hal direplikasi pada dunia sosial riil, yang dengan demikian semakin menambah penyakit sosial (baca: kejahatan, teror, diskriminasi, dan lainnya) di dunia sosial riil. Bahkan dunia maya pun menjadi media bertumbuhnya kejahatan, ketidakadilan, diskriminasi.Gerakan sosial virtual dengan demikian mesti “mereplikasi” diri dalam dunia sosial riil. Jejaring pertemanan dan forum-forum di dunia maya menjadi sarana perang wacana dan mobilisasi dari gerakan sosial baru di dunia sosial riil. Dan selanjutnya adalah “replikasi” atau bertransformasi dalam gerakan sosial riil.
Gerakan sosial keagamaan yang bertujuan menegakkan syariat Islam di Indonesia telah berlangsung lama. Akhir era 1960-an, sejumlah tokoh organisasi Islam menaruh harapan besar agar pemerintah Orde Baru mau dan mampu memfasilitasi pergerakan Islam. Harapan tersebut wajar saja, sebab mereka memang menjadi bagian penting dari kekuatan-kekuatan politik penting saat itu. Bentuk-bentuk gerakan sosial yang dikembangkan ketika itu kemudian bergeser dari semula lebih kental dengan nuansa politik (terutama membentuk negara Islam) menjadi gerakan kultural yang lebih mengedapankan usaha menciptakan kehidupan menjadi lebih Islami, dan mendorong masyarakat supaya beribadah lebih kafah.
Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Hal ini karena, mesti diakui bahwa internet dengan dunia maya yang dibentuknya telah menjadi satu sisi kehidupan sosial dari warga masyarakat dunia sekarang ini. Dunia maya (cyberworld) yang terbentuk tersebut kemudian melahirkan komunitas-komunitas kecil yang analog dengan negara atau komunitas pada dunia sosial riil, yang di dalamnya terdapat warga negara (baca: warga komunitas), namun dengan aturan hukum, norma, nilai budaya, dan interaksi sosial yang berbeda. Di sinilah timbul berbagai bentuk penyakit sosial baru yang dalam banyak hal direplikasi pada dunia sosial riil, yang dengan demikian semakin menambah penyakit sosial (baca: kejahatan, teror, diskriminasi, dan lainnya) di dunia sosial riil. Bahkan dunia maya pun menjadi media bertumbuhnya kejahatan, ketidakadilan, diskriminasi.Gerakan sosial virtual dengan demikian mesti “mereplikasi” diri dalam dunia sosial riil. Jejaring pertemanan dan forum-forum di dunia maya menjadi sarana perang wacana dan mobilisasi dari gerakan sosial baru di dunia sosial riil. Dan selanjutnya adalah “replikasi” atau bertransformasi dalam gerakan sosial riil.
Gerakan sosial keagamaan yang bertujuan menegakkan syariat Islam di Indonesia telah berlangsung lama. Akhir era 1960-an, sejumlah tokoh organisasi Islam menaruh harapan besar agar pemerintah Orde Baru mau dan mampu memfasilitasi pergerakan Islam. Harapan tersebut wajar saja, sebab mereka memang menjadi bagian penting dari kekuatan-kekuatan politik penting saat itu. Bentuk-bentuk gerakan sosial yang dikembangkan ketika itu kemudian bergeser dari semula lebih kental dengan nuansa politik (terutama membentuk negara Islam) menjadi gerakan kultural yang lebih mengedapankan usaha menciptakan kehidupan menjadi lebih Islami, dan mendorong masyarakat supaya beribadah lebih kafah.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa.karena peran gerakan mahasiswa tersebut sebagai pelopor dan penggerak dalam membela rakyat dari berbagai tirani dan segala bentuk ketimpangan yang terjadi di Indonesia. Mahasiswa dan gerakannya yang senantiasa mengusung panji-panji keadilan, kejujuran, selalu hadir dengan ketegasan dan keberanian. Walaupun memang tak bisa dipungkiri, faktor pemihakan terhadap ideologi tertentu turut pula mewarnai aktifitas politik mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya yang tak kalah besar dari kekuatan politik lainnya. Mahasiswa yang merupakan sosok pertengahan dalam masyarakat yang masih idealis namun pada realitasnya terkadang harus keluar dari idealitasnya. Pemihakan terhadap ideologi tertentu dalam gerakan mahasiswa memang tak bisa dihindari. Pasalnya, pada diri mahasiswa terdapat sifat-sifat intelektualitas dalam berpikir dan bertanya segala sesuatunya secara kritis dan merdeka serta berani menyatakan kebenaran apa adanya. Sebuah konsep yang cukup ideal bagi sebuah pergerakan mahasiswa walau tak jarang pemihakan-pemihakan tersebut tidak pada tempatnya.
gerakan sosial frontal,adalah suatu gerakan yg langsung menunjukkan aksi perlawanan,tanpa perundingan,tanpa basa basi,tanpa pemi9kiran yg lebih panjang dan matang,yakni suatu gerakan yg menuntut suatu perubahan dengan cepat sesuai dng yg mereka inginkan,karena mereka menganggap hanya dng cara inilah perubahan bisa dicapai dan diwujudkan,yakni dng cara kekerasan,demonstrasi,aksi2 anarkis di lapangan..gerakan ini juga bisa diakibatkan karna massa sudah muak dan tidak tahan dng keadaan yg ada,tadak mungkin dicapai melalui perundingan,karna kputusan pmerintah yg tdk berpihak pada mereka,spt contoh kerusuhan yg trjadi di priuk,ttg sengketa hak milik tanah yg berujung bentrok besar massa dan aparat.
manstrap juge nih lim, ane link oke blog antum,
BalasHapuskomentarin juga dah punya ane nih,
http://ahmadfathy03.wordpress.com
masih muda banget nih ane soal nulis2